banner 200x800
banner 200x800
banner 728x250

Lonjakan Kasus HIV di Kaltim Ungkap Pentingnya Skrining Dini

Ket. Gambar: Kepala Dinkes Kaltim, dr. Jaya Mualimin. (Foto: Ade Setiady / garudatribune.com)
Ket. Gambar: Kepala Dinkes Kaltim, dr. Jaya Mualimin. (Foto: Ade Setiady / garudatribune.com)

GARUDATRIBUNE.COM – Kalimantan Timur: Peringatan Hari AIDS Internasional tahun ini diwarnai temuan penting dari Dinas Kesehatan Kalimantan Timur (Dinkes Kaltim). Sepanjang 2025, terdapat 1.018 kasus positif HIV yang terdeteksi di berbagai daerah. Angka tersebut bukan hanya menunjukkan situasi epidemiologi terkini, tetapi juga keberhasilan skrining yang semakin meluas di tingkat masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menyebut bahwa lonjakan ini tidak otomatis berarti peningkatan kasus baru. “Di tahun 2025, kita menemukan 1.018 kasus. Mudah-mudahan ini bukan kasus baru, tetapi kasus lama yang baru ditemukan,” ujarnya di Samarinda, Sabtu.

Data tersebut dipaparkan Jaya dalam rangkaian peringatan Hari AIDS Internasional di Kantor Gubernur Kaltim. Ia menjelaskan bahwa intensifikasi skrining—yang menyasar kelompok ibu hamil, pasangan calon pengantin, hingga populasi rentan—mendorong semakin banyaknya kasus lama yang akhirnya teridentifikasi. Dinkes pun secara tegas membedakan antara kasus baru dan kasus lama yang baru terdiagnosis setelah pemeriksaan medis.

Tiga wilayah masih menjadi penyumbang temuan tertinggi, yakni Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kabupaten Kutai Kartanegara, yang selama beberapa tahun terakhir konsisten berada di posisi teratas.

Menurut Jaya, kebijakan skrining proaktif ini merupakan langkah strategis agar deteksi dini bisa menjangkau lebih banyak masyarakat. “Langkah jemput bola melalui skrining masif ini bertujuan agar pengidap positif dapat segera diketahui statusnya untuk langsung mendapatkan intervensi pengobatan,” tegasnya.

Seluruh pasien yang masuk dalam data temuan sepanjang tahun ini telah memperoleh penanganan medis melalui fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan HIV. Pemerintah memastikan ketersediaan obat antiretroviral (ARV) serta monitoring rutin untuk menekan perkembangan virus.

Jaya juga menyoroti pentingnya keberanian masyarakat untuk melakukan pemeriksaan secara sukarela. “Kerahasiaan identitas dan akses pengobatan dijamin penuh oleh pemerintah,” ucapnya. Ia berharap semakin banyak orang melakukan deteksi dini, sehingga mata rantai penularan dapat terus ditekan. “Kami berharap partisipasi publik dalam deteksi dini terus meningkat demi menekan risiko munculnya infeksi baru di masa depan,” pungkasnya.


Pewarta: Ade Setiady
Editor: Rosiani Lutfhi
Copyright © garudatribune.com 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *