GARUDATRIBUNE.COM, SANGATTA : Kelangkaan bahan bakar solar dan anjloknya harga tandan buah segar (TBS) sawit menjadi dua permasalahan utama yang terus menghantui masyarakat Kutai Timur (Kutim). Menanggapi keluhan ini, Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD Kutim bergerak cepat dengan melakukan konsultasi dan rapat kerja bersama DPR RI di Jakarta guna mencari solusi konkret.
Ketua Fraksi PPP DPRD Kutim, Fitriani, menegaskan bahwa persoalan ini telah berlarut-larut tanpa ada penyelesaian yang jelas. Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu membawa aspirasi masyarakat langsung ke tingkat pusat agar mendapatkan perhatian lebih serius.
“Rapat kerja Fraksi PPP DPRD Kutim ke DPR RI membahas harga jual tandan buah sawit yang masih rendah serta kelangkaan solar yang terus terjadi di Kutim,” ujar Fitriani, Rabu (6/7/2022).
Persoalan harga sawit yang rendah semakin diperparah dengan harga pupuk yang terus meroket. Hal ini semakin membebani petani sawit di Kutim yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Menurut Fitriani, kondisi ini sangat merugikan masyarakat dan menuntut solusi segera agar kesejahteraan petani tidak semakin tergerus.
“Kasihan petani sawit di Kutim, mereka harus membeli pupuk dengan harga tinggi, tetapi harga jual sawit justru semakin merosot. Ini sangat tidak seimbang dan menyulitkan mereka,” imbuhnya.
Selain itu, kelangkaan bahan bakar solar juga menjadi masalah serius yang mengganggu aktivitas masyarakat, terutama bagi sektor transportasi dan industri yang bergantung pada bahan bakar ini. Warga Kutim kerap dihadapkan dengan antrean panjang di SPBU karena pasokan solar yang terbatas. Padahal, menurut Fitriani, ketersediaan solar di daerah lain tidak mengalami kendala seperti yang terjadi di Kutim.
“Di Kutim, pasokan solar sangat terbatas, sementara di daerah lain tidak mengalami hal serupa. Kami sudah membahas hal ini di DPR RI dan berharap ada solusi nyata agar masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan solar,” tegasnya.
Dengan adanya pertemuan ini, Fraksi PPP DPRD Kutim berharap pemerintah pusat dapat segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. Keberlanjutan sektor perkebunan dan kelancaran distribusi bahan bakar menjadi faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat Kutim.
Pewarta: Rizky Rahman
Editor: Rosiani Lutfhi