banner 728x250

Teras Samarinda Mewah Tapi Jauh dari Nyaman

Keterangan Foto: Pengunjung melintas di area utama Teras Samarinda saat libur Lebaran 2025. Meski tampil modern dan bersih usai revitalisasi, sejumlah fasilitas seperti jalur akses parkir dan lampu tangga masih dikeluhkan warga. (Foto: Dok. Indri Paulina/GarudaTribune.com)
Keterangan Foto: Pengunjung melintas di area utama Teras Samarinda saat libur Lebaran 2025. Meski tampil modern dan bersih usai revitalisasi, sejumlah fasilitas seperti jalur akses parkir dan lampu tangga masih dikeluhkan warga. (Foto: Dok. Indri Paulina/GarudaTribune.com)

GARUDATRIBUNE.COM – Samarinda : Di balik wajah barunya yang modern dan estetik, Teras Samarinda masih menyimpan sejumlah persoalan mendasar. Revitalisasi ruang publik senilai Rp36 miliar dari APBD Samarinda memang telah mengubah kawasan ini menjadi lebih rapi dan bersih. Namun dari sisi kenyamanan dan aksesibilitas, keluhan masyarakat terus berdatangan—mulai dari jarak parkir yang jauh hingga penerangan yang tidak memadai.

Momen libur Lebaran menjadi saksi antusiasme warga yang membludak ke Teras Samarinda. Sayangnya, lonjakan pengunjung itu tidak diimbangi dengan fasilitas penunjang yang layak. Alih-alih menyambut kenyamanan, warga justru harus menempuh perjalanan kaki yang melelahkan dari lokasi parkir menuju taman.

Salah satu pengunjung, Vita, warga Kecamatan Sungai Pinang, mengaku takjub dengan tampilan barunya, namun kecewa dengan akses yang dinilai menyulitkan.

“Parkirnya jauh. Biasanya kan bisa di pinggir jalan, sekarang agak repot. Harus pakai E-money juga, jadi agak ribet,” keluhnya saat ditemui pada Minggu (6/4).

Ia menjelaskan, ketika kawasan ini baru dibuka kembali pasca-revitalisasi, pengunjung harus rela parkir hingga ke area Kantor Gubernur Kaltim atau minimarket terdekat.

“Itu alasan saya jarang ke sini. Tadi juga sempat bingung mau parkir di mana. Baru sekarang coba datang lagi, jadi cuma lihat-lihat dulu,” tambahnya.

Menurut Vita, jalan sempit dan tidak rata dari parkiran menuju taman menjadi tantangan tersendiri. Bahkan, niat sekadar berfoto pun diurungkan karena rasa lelah.

“Enggak sempat foto, sudah capek duluan. Memang bagus sih, hasil revitalisasi Pak Andi Harun terlihat, tapi keluhan saya cuma soal parkir,” ujarnya.

Keluhan Vita tak berhenti sampai di situ. Ia juga menyoroti kondisi lampu-lampu di tangga yang mulai rusak, meskipun belum lama dipasang.

“Itu lampu-lampu tangga kayaknya baru, belum setahun, tapi sudah banyak yang lepas. Sayang banget,” katanya.

Meski mengapresiasi penataan kawasan yang sudah lebih baik, Vita menekankan pentingnya perawatan rutin serta kesadaran bersama untuk menjaga fasilitas umum.

“Ini kan tempat umum, jadi harus sama-sama jaga. Jangan dirusak, apalagi di sekitar tangga,” tegasnya.

Keluhan-keluhan seperti ini semestinya menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kota Samarinda. Memoles tampilan luar ruang publik tidaklah cukup—aksesibilitas, kenyamanan, dan keberlanjutan fasilitas yang dibangun dengan anggaran besar harus dijaga.

Teras Samarinda boleh jadi telah menjadi ikon baru kota. Namun ketika pengunjung merasa lelah dan kecewa bahkan sebelum sempat menikmati keindahannya, satu pertanyaan pun mengemuka: untuk siapa taman ini dibangun?

Pewarta: Indri Paulina

Editor : Rosiani Lutfhi

Copyright © garudatribune.com 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *